WHAT'S NEW?
Loading...

Hukum Nikah Menurut Kitab Qurratul Uyun

Hukum Nikah Dalam Islam Menurut Kitab Qurratul Uyun


menurut bahasa nikah yaitu menghimpun atau mengumpulkan. Sedangkan menurut  istilah syara’ nikah adalah suatu ‘aqad  yang menghalalkan seorang laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim untuk bersatu menjadi suami istri dengan ucapan ijab dan qabul  yang disaksikan oleh beberapa orang saksi dan wali dengan syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh hukum syara’.  Menikah  ini dilakukan dengan tujuan untuk membina suatu rumah tangga yang bahagia berdasarkan tuntunan Allah SWT,  Dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW.


Kemudian, sesungguhnya nikah dapat di ketahui hukum hukumnya menjadi 5 hukum :
  1. Wajib = Bagi yang mengharapkan keturunan , takut akan berbuat zina jika tidak halal ( nikah)
  2. Sunnah = Bagi orang yang ingin punya keturunan, dan ia tidak takut akan berbuat zina jika tidak nikah, baik dia ingin atau tidak, meskipun pernikahannya akan memutuskan ibadah yang tidak wajib
  3. Makruh = Bagi orang yang tidak mau menikah dan tidak mengharapkan keturunan, dan pernikahan tersebut dapat memutuskan ibadah yang tidak wajib
  4. Mubah = Bagi orang yang tidak takut akan zina, tidak berharap keturunan, dan tidak memutuskan ibadah yang tidak wajib
  5. Haram = Bagi orang yang membahayakan wanita, karena tidak ada kemampuan melakukan senggama, tidak mampu memberi nafkah atau memiliki pekerjaan haram, meskipun ia ingin menikah dan takut berbuat zina. 
Didalam pembagian hukum nikah yang lima itu, Syeck AL-Alamah AL-Hadari menazhamkannya dalam bentuk bahar rajaz sebagai berikut : 

واجب على الذي يخشى الزنا # تزوج بكل حال امكنا 

”Wajib bagi yang takut berbuat zina # untuk menikah kapan saja waktunya asal memungkinkan”

 وزيد في النساء فقد المال # وليس منفق سوى الرجال "

Nikah wajib bagi wanita, yang tidak memiliki harta # karena tidak ada kewajiban memberi nafkah, selain bagi pria".

 وفي ضياع واجب و النفقة # من الخبيث حرمة متفقه 

"Jika kewajiban tersebut diabaikan,  menafkahi istri # dari jalan haram, para ulama berpendapat maka nikah hukumnya haram"

. لراغب أو راجي نسل يندب # وإن به يضيع مالايجب 

"Bagi berkeinginan menikah, atau ingin punya anak, disunahkan untuk menikah # meskipun amal yang tidak wajib menjadi sia-sia sebab nikah"

ويكره ان به يضيع النفل # وليس لفيه رغبة او نسل 

"Dan di makruhkan nikah apabila bisa meninggalkan ibadah yang sunah # sedang ia tidak ingin menikah, dan tidak ingin punya keturunan".

 وان انتفى ما يقتضى حكمًا مضى # جاز النكاح با لسوى المرتضى  

"Jika penyebab hukum tidak ada # maka nikah atau tidak, maka dihukumi mubah". 

Dan terjadi ikhtilaf ulama, Apakah menikah lebih utama atau tidak menikah demi untuk giat beribadah ? Menurut pendapat yang paling kuat adalah menggabungkan keduaduanya. Karena nikah bukan menjadi penghalang untuk seseorang melakukan ibadah rutin.


BAB SELANJUTNYA 


1 comment: Leave Your Comments